12 Okt 2014

Net-Net Value: Cara lain menentukan Perusahaan yang Efisien

,
Net-Net Value adalah salah satu cara untuk mencari saham perusahaan yang di jual di bawah nilai aktiva bersihnya (Net Current Asset Value), atau dengan kata lain Perusahaan tersebut memiliki modal yang efisien untuk digunakan membiayai aktifitas operasinya. Sebaliknya, perusahaan yang tidak efisien adalah perusahaan yang menggunakan sebagian besar modal (kas, persediaan dan piutang) untuk membayar hutang-hutangnya alih-alih digunakan sebagai aktifitas operasi.

Net-Net Value di gunakan oleh Benjamin Graham untuk mencari saham-saham dengan neraca keuangan yang efisien, mungkin saja Ben Graham masih kurang puas jika hanya melihat perusahaan dari sisi murahnya saham. Buktinya memang strategi ini cukup ampuh digunakan di masa-masa itu karena perusahaan kebanyakan masih dalam pertumbuhan dan ada faktor ketakutan perusahaan akan hutang akibat trauma crash market yang terjadi kala itu (1929). Silahkan baca: Crashmology

Bagaimana untuk dengan saat ini? Ada, tetapi hingga saat ini penulis belum cukup untuk menilai satu demi satu neraca keuangan setiap perusahaan. Memang cukup banyak perusahaan yang memiliki rasio hutang yang rendah - di bawah 50% dari ekuitas - tetapi tidak cukup rendah untuk dibandingkan dengan harga sahamnya, ya tentu saja optimisme pasar sudah mengerek harga saham itu sedemikian jauh sehingga melewati neraca aktif bersihnya.

Lalu bagaimana cara pehitungannnya?. Kita akan ambil contoh satu perusahaan bagus dengan ratio hutang yang cukup baik yaitu Tempo Scan Pasific (TSPC). Berikut laporan keuangan kuartal 2.

Klik untuk memperbesar gambar

Yang perlu kita lihat adalah Kas dan setara kas, Piutang, Investasi Jangka Pendek, dan Persediaan. Empat faktor tersebut adalah cermin kekuatan perusahaan tersebut membiayai usahanya dan menjamin jika suatu saat perusahaan tersebut dalam kondisi kolaps maka perusahaan masih punya aset lancar yang cukup untuk bisa menutup kemungkinan tersebut.

Kedua adalah segala macam bentuk hutang dan juga kewajiban.

Maka dengan rumus dari pendekatan Benjamin Graham: 
Nilai aktiva lancar bersih (NCAV) = Kas setara kas dengan Investasi jangka pendek + (75%xPiutang)+(50%xPersediaan) - (total kewajiban dan hutang).
Sehingga di dapat:

Keterangan rumus:
75% dari piutang dengan asumsi tidak semua piutang dapat terbayar dalam waktu satu tahun, beberapa ada yang mundur dari target satu tahun sehingga asumsi 75% sudah mengakomodir 25% piutang yang tak terbayar itu.

50% dari persediaan artinya hanya 50% dari total persediaan yang bisa di cairkan, sisanya adalah barang jadi yang gagal di pasarkan akibat penyimpanan (busuk, kadaluarsa dsb) - penyimpanan barang berupa obat, barang kimia dsb mengandung resiko tinggi 

Dari angka-angka yang ada, didapat Net-Net Value sebesar 293.21 rupiah per lembar saham, sedangkan saham TSPC sendiri diperdagangkan sekitar 2500 rupiah per lembar saham, artinya perusahaan dengan kondisi hutang yang cukup baik pun masih belum cukup untuk masuk kedalam kriteria ini.

Bagaimana jika semua hutang kita hilangkan? Ternyata Net-Net Value pun hanya berubah menjadi 669.22 rupiah per lembar saham. Apa yang salah? tidak ada, Net-Net Value adalah metode progresive yang mencari nilai saham yang betul-betul murah. 

Metode ini mengalahkan sistem Margin of Safety dalam hal melihat murahnya saham tersebut. So, sangat sulit memvaluasi perusahaan bagus dan mapan dengan Net-Net Value karena satu hal: Harapan Investor terhadap perusahaan yang bagus akan selalu tampak tinggi

Dipakai atau tidak silahkan anda, penulis akan memakai metode ini sekali-sekali jika di rasa perusahaan yang di maksud cukup menarik. 

Salam Investasi!
  

1 komentar: