25 Jun 2015

Screening saham dengan Value Growth Investing

,
Warren Buffet dan Charlie Munger adalah dua investor luar biasa yang selalu menjadi panutan setiap investor, khususnya yang memperdalam analisa fundamental dalam screening sahamnya. Disebut luar biasa selain karena hasil yang mereka dapat di atas rata-rata mereka juga adalah investor yang berani ber-evolusi, khususnya Warren Buffet yang sebelumnya hanya mengandalkan Value Investing menjadi berbeda dengan penerapan Growth Investing atas saran Munger. Buffet mengartikan sendiri konsep tersebut sebagai cara membeli perusahaan bagus dengan harga yang pantas, artinya disini Buffet juga menekankan pada pertumbuhan laba namun tetap pada rasio harga yang wajar.
Demikian juga dengan Peter Lynch yang terkenal dengan perhitungan mengandalkan rasio PEG (Price Earning to Growth). Dari sini saya akan menggabungkan antara metode Buffet-Munger dengan Peter Lynch yang dikenal dengan nama Value Growth Investing. Tentunya dengan beberapa modifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi market Indonesia.

1. Menentukan High Predictability Rank (Apa itu? bisa anda baca disini dan disini). 

Disini saya menggunakan teknik ranking pada semua perusahaan yang ada di BEI dengan rumus sebagai berikut: => Rank (Operating Margin) + Rank (3 years average Operating Income).

Data saya ambil 3 tahun terakhir, kerena:
  • Market Indonesia terlalu cepat berfluktuatif terhadap rumor, sehingga data 3 tahun terakhir saya anggap lebih mewakili ekspektasi pasar.
  • Banyak emiten yang datanya out of range jika di ambil 5 tahun kebelakang sehingga menjadi tidak valid, range 3 tahun saya rasa cukup untuk pasar Indonesia meskipun idealnya 5 tahun.
Setelah mendapatkan hasil, emiten di urutkan dari jumlah rank terkecil hingga terbesar. Ranking digolongkan sebagai berikut:
  • 1-20 =  5-stars
  • 21-100 = 4-stars
  • 101 - 200 = 3-stars
  • 201-300 = 2-stars
  • > 300 = 1-star

2. Menentukan kriteria Value Growth Investing

Kriteria umum:
  • Perusahaan memiliki MOAT atau daya saing yang baik. Biasanya ini ditandai dengan 
    • ROE ≥ 20% - Best
    • 10% < ROE < 20% - Pass
    • 5% < ROE < 10% - Warning
    • ROE < 5% - Fail
  • DER < 1, angka ini berkategori mutlak, sebab yang kita ingin beli sahamnya adalah perusahaan yang sehat secara rasio keuangan terhadap hutang. Rasio ini dikecualikan terhadap emiten bank dan keuangan lainnya.
  • Rasio PER < 17x, PBV < 3.5x dan PEG < 1. Mengapa PER dibawah 17x? bukan 15x atau 12x seperti analisa konservatif?. Disini saya memodifikasi berdasarkan kondisi market Indonesia yang sangat in-efficientdimana ekspektasi pasar sangat tinggi terhadap saham-saham bagus sehingga hampir semua saham yang tergolong bagus memiliki rasio harga yang cukup mahal jika kita memakai asumsi PER 12x. 
NB: Asumsi PER < 12x hanya akan dipakai pada saat kondisi market crash.

Kriteria khusus:
  • Market Cap diatas 2 trilyun
  • Revenue atas 330 milyar (baca: disini)
  • Current Ratio di atas 1, angka ini mutlak karena kita menginginkan perusahaan yang memiliki aset lancar lebih tinggi dari kewajiban lancarnya. Rasio ini dikecualikan terhadap emiten bank dan keuangan lainnya.
  • Pertumbuhan rata-rata Net Income 3 tahun terakhir (3 years Average Net Income)  ≥ 10%
  • Pertumbuhan rata-rata Income before Tax (Ebit)  3 tahun terakhir (3 years average Ebit)  ≥ 10%
  • Operating Margin (Operating profit / Revenue) (baca: disini) ≥ 10%
  • Earning Yield diatas 5%. Yield obligasi 10 tahun pemerintah Indonesia = 8.3%, sehingga:
    • 5%  Earning Yield ≤ 8.3% - Best
Hasil lengkap screening saham dengan Value Growth Investing adalah sebagai berikut:

SymbolMarket Capital (B)Current Ratio (Quarter)EBIT (Avg: 3 Year)Net Income (Avg: 3 Year)Operating Profit/RevenuePE Ratio (TTM) PBV PEGEarning Yield (ttm)ROE (TTM)DER (Quarter)Rank PredictableValue Growth Screening
BSDE33,8742.4954.39%65.63%49.53%8.211.900.157.86%23.20%0.255-StarsOK
LPCK6,4732.7846.19%48.52%52.43%7.262.200.1613.21%30.34%0.025-StarsOK
PWON20,9011.4182.57%93.56%49.32%8.513.220.108.08%37.77%0.775-StarsOK
BBNI102,927021.93%22.78%40.13%9.181.720.4211.56%18.71%04-StarsOK
CTRS5,2841.2941.27%46.88%34.34%10.261.910.2511.05%18.65%0.144-StarsOK
BBRI263,763018.05%17.14%36.63%10.792.750.6010.63%25.49%04-StarsOK
BMRI232,155016.35%17.51%34.85%11.562.250.7111.22%19.46%04-StarsOK
PGAS104,2382.7216.74%14.87%27.54%12.402.670.749.80%21.54%0.724-StarsOK
ASGR2,6231.9923.24%23.11%13.18%9.542.760.4111.98%28.90%0.043-StarsOK
MNCN27,4819.5918.97%18.08%39.06%16.582.960.878.09%17.87%0.374-StarsOK
SSIA4,7991.8220.36%17.26%16.51%7.911.650.3913.05%20.90%0.493-StarsOK
BFIN4,071012.20%11.97%42.23%6.631.090.5422.42%16.40%04-StarsOK
CTRA20,3981.6751.40%59.78%34.28%15.392.670.308.04%17.35%0.565-StarsOK
LPKR25,1554.9855.39%53.21%32.29%9.581.450.179.84%15.12%0.634-StarsOK
PANS3,636021.40%21.14%62.56%11.922.660.5610.11%22.33%04-StarsOK
MTLA3,1002.5926.23%19.61%40.20%11.311.560.4311.93%13.80%0.364-StarsOK
DART2,4192.0270.68%85.62%42.87%5.720.730.0814.77%12.68%0.435-StarsOK
BEST3,9173.8744.82%48.42%57.49%10.421.340.239.58%12.87%0.525-StarsOK
PNIN3,051015.26%11.19%13.43%3.180.370.219.80%11.71%03-StarsOK
AMFG3,1256.1510.20%10.82%15.54%6.580.990.6428.25%15.04%03-StarsOK
CTRP3,5981.7635.54%35.42%39.23%9.110.830.2610.03%9.08%0.744-StarsOK
DILD6,0641.2938.58%45.27%29.59%14.171.350.377.50%9.50%0.424-StarsOK
MDLN6,5171.3393.94%97.68%36.22%12.981.180.1410.41%9.11%0.685-StarsOK
NISP14,084020.88%20.96%22.23%10.330.920.4912.87%8.89%04-StarsOK
MAYA7,031036.04%36.50%14.76%16.312.030.458.94%12.47%04-StarsOK
BTPN21,162012.50%9.79%20.62%11.421.790.9111.72%15.69%03-StarsOK
ELSA3,7221.56104.67%119.38%10.17%8.801.420.0812.05%16.18%0.194-StarsOK
NRCA2,2841.9221.01%51.28%6.47%8.102.150.399.96%26.60%0.023-StarsOK
JRPT13,1311.2127.43%27.79%42.39%16.993.220.625.82%22.02%04-StarsOK
INTP77,398712.98%13.58%30.44%14.643.011.138.56%20.58%04-StarsNO
SMGR72,6612.1911.68%12.34%25.75%13.322.861.148.79%21.48%0.164-StarsNO
PJAA3,8240.7713.43%13.25%26.37%17.072.501.277.67%14.66%0.334-StarsNO
TOTO3,7652.339.23%10.44%18.66%12.513.181.3610.24%25.43%0.123-StarsNO

Bisa kita lihat di atas hanya ada 29 saham yang lolos screening dengan Value Growth Investing, ini menandakan bahwa dari 430 saham di BEI, bahkan tidak ada setengahnya yang memiliki prospek pertumbuhan cepat dengan harga yang wajar. Apakah ini menandakan market Indonesia sudah over-valued? atau ekonomi yang melambat dari 3 tahun lalu?

*Bahkan perusahaan sekelas APPLE pun sahamnya dijual dengan PER 15.71x, masih dibawah rata-rata industrinya itu sendiri, kebayang kan bagaimana in-efficientnya market Indonesia?

Perlu di cermati bahwa saham-saham yang tidak lolos screening value growth investing memiliki kekurangan pada PEG, diantaranya INTP, meskipun sekilas terlihat bagus, namun memiliki PEG di atas 1, artinya rasio harga terhadap laba (PER) di atas nilai pertumbuhannya, yang berindikasi pasar sudah overestimated. Jika kedepannya kenaikan harga sahamnya tidak bisa diimbangi oleh pertumbuhannya akan sangat rentan terkena dampak kejatuhan. Begitu pula untuk SMGR, PJAA dan TOTO.

Mumpung IHSG sedang bergelora sehingga sangat sedikit ide investasi yang bisa di bahas, silahkan anda gabungkan dengan analisa internal anda sendiri sebelum memutuskan untuk membeli saham. Untuk detail lebih lengkap perhitungan rasio-rasio keuangan saham, silahkan klik disini

Untuk menghitung harga wajar saham dan nilai intrinsik klik disini

Salam Investasi

Disclaimer on: Keputusan untuk membeli saham merupakan keputusan anda sendiri tanpa ada paksaan pihak manapun. Kami tidak memiliki hak, wewenang dan tanggung jawab apapun atas setiap keputusan investasi yang anda ambil

21 komentar:

  1. Wah, luar biasa pak..ini yang saya cari, kebanyakan blog hanya mengulas dari sisi keilmuan saja, cara menghitung dll, tapi jarang sekali yg menampilkan stock pickingnya. Biasanya berbayar :))

    BalasHapus
  2. Thanks pak, ternyata wonderfull company masih ada ya yg dijual di batas wajarnya

    BalasHapus
  3. Bagaimana dgn SRIL mas? aku rasa valuasinya udah masuk kok

    BalasHapus
    Balasan
    1. SRIL debt to equity nya di atas 1, coba cek lagi 😊

      Hapus
    2. plus piutang ke pihak berelasi besar

      Hapus
  4. Pak, apakah angka 10% enggak terlalu kecil utk prediksi pertumbuhan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di kondisi sekarang, perusahaan bisa bertumbuh 10% sudah termasuk bagus pak, memang idealnya di atas 15% atau bahkan 20%, tapi klo pakai angka ideal. gak ada emiten yg masuk di list pak

      Hapus
    2. Memang ada benarnya pak, ekonomi lagi lesu

      terima kasih

      Hapus
  5. Pak Ryo terima kasih selalu untuk infonya pak. Pak saya masih newbie jadi mungkin pertanyaan saya aga tidak masuk akal. Saya notice kalo saham macam ASII kepentingan non-pengendali nya sangat signifikan. Bagaimana cara adjust EBIT-nya supaya take into account kepentingan non-pengendali? Dan perlukah di adjust (eg EBIT x [laba bersih milik entitas induk] / [laba bersih] )? Terima kasih sebelumnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dalam penyusunan lapkeu, yang di selisihkan kepada non pengendali adalah laba bersih komprehensif, sy blm pernah baca ada EBIT yg diselisihkan kpd non pengendali krn non pngendali tidak perlu tahu laba sblm pajak atw laba operasional, mereka hanya tahu beres laba bersih krn posisi mreka memang tinggal trima beres. Jdi sy kira tdk perlu ada adjustment

      Hapus
    2. Mungkin maksudnya kepentingan non-pengendali adalah anak prusahaan dr ASII, shingga tidak pnya wewenang dlm hal analisa laba, shingga yg diatribusikan hny hak nya saja, tentunya stelah dipotong pajak dsb, shingga Ebit tdk brpengarih lgsg kpd kepentingan non pngendali, ibaratnya Ebit merupakan hitungan yg belum final

      Hapus
  6. Halo pak, bahasan yang menarik kalau sy perhatikan mayoritas didominasi property ya? dan consumer malah gak ada sama sekali, bgaimana itu pak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artinya 1. booming property 3 thn lalu hingga kini belum habis, pembuktian bhwa org indonesia selalu gandrung akan investasi property. 2. Consumer terjadi overestimated dr pasar, krn menganggap consumer bisnis yg gak ada matinya, toh laju bisnis dr consumer sebenernya gt2 aja, naik tapi lajunya biasa saja

      Hapus
  7. Setuju sama komentar Wendy Lim diatas, biasanya yang seperti ini berbayar..andaikan berbayarpun saya masih mau kok

    BalasHapus
  8. Pak, di list atas, ada BEST pak, saham kesukaan saya, kapan dibahas khusus nih pak? - anton-

    BalasHapus
  9. terima kasih bro Ryo, sangat bermanfaat, boleh saya share link postingan ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silahkan mas mangamsi, dengan senang hati jazzakillahu khairan :)

      Hapus
  10. Mas Roy, sangat bagus dan membuka wawasan saya tentang screening saham. Ijin ikut belajar melalui blog ini. Tks dan salam, Budi W

    BalasHapus
  11. Mas Ryo, blog baru yang mencuri perhatian, isinya bernas..teruskan pak utk mencerdaskan kita-kita ini yang masih rakus dan gak sadar diri..

    Thanks - Himawan S

    BalasHapus