29 Sep 2014

PT Trans Power Marine, Tbk (TPMA) - Agresif di Lautan

,
PT Trans Power Marine dengan kode TPMA adalah perusahaan jasa pelayaran yang melayani pengangkutan material barang curah khususnya Batubara dari sumber tambang ke end user atau konsumen menggunakan Tug Board (Kapal Tunda), Tongkang dan Crane Barge. Didirikan tahun 2005 TPMA hingga saat ini telah memiliki armada yang cukup mumpuni yaitu 33 Tug Board, 31 Tongkang dan 2 unit Crane Barge. 


Banyak hal yang menarik dari TPAM dilihat dari laporan keuangan dan tahunannya, salah satunya adalah angka di bawah ini: 


Aset yang bertumbuh 64.57% dan pendapatan yang tumbuh 18,41% di tahun 2012 hingga 2013. Mengapa menarik? Tentu saja menarik, karena pertumbuhan itu tercatat di saat harga batubara sebagai komoditas utamanya sedang mengalami kejatuhan. Dimana mayoritas saham perusahaan batubara yang menjadi klien TPMA ikut anjlok, salah satu klien yang terbesar adalah PT Adaro Indonesia dan PT Jorong Barutama Greston.

Mengapa demikian, ada tiga hal yang patut di catat, yang pertama adalah strategi perusahaan untuk diversifikasi komoditas angkutan non batubara. Tercatat bahwa TPMA telah melakukan kontrak jangka panjang hingga tahun 2023 dengan perusahaan kayu PT Korintiga Hutani untuk jasa pengangkutan woodchip (serpih kayu) dan juga dengan PT Krakatau Steel untuk pengangkutan Spong Rotary Kiln, terlihat bahwa strategi ini cukup berhasil, dimana TPMA bisa meminimalkan resiko terhadap turunnya harga batubara.
Kedua adalah strategi memperbanyak Transhipment, yaitu proses pemindahan komoditas (batubara, cargo, dll) dari kapal tongkang ke kapal besar (mother vessel) yang dilakukan di tengah laut, keuntungannya adalah jarak yang lebih pendek karena transhipment melibatkan 2 kapal sehingga terjadi penghematan biaya bahan bakar dan biaya sewa kapal, ditambah juga kondisi cuaca tidak terlalu berpengaruh karena jarak yang pendek.
Transhipment
Ketiga adalah karena klien TPMA merupakan end user atau konsumen akhir sehingga fluktuatif harga komoditas tidak terlalu berpengaruh sepenuhnya karena harga komoditas ditanggung langsung oleh si konsumen, tidak membebani apapun kepada si penyedia jasa pengangkutan.

Yang menariknya lagi TPMA ini cukup agresif dalam melakukan penambahan armada, di tahun 2013 saja terdapat penambahan 12 unit Tug Board, 8 unit tongkang dan 2 unit crane barge yang semuanya merupakan realisasi dari capital expenditure hasil dari dana IPO (Penawaran Saham Perdana) yang didapat di Februari tahun 2013. Sehingga bisa dikatakan bahwa TPMA merupakan perusahaan yang sedang giat dalam ber-ekspansi.

Lebih menariknya lagi jika menelaah laporan keuangannya, disitu tertulis beban biaya sewa kapal sebesar 124 Milyar. untuk apa TPMA menyewa kapal? bukankah TPMA memiliki armada sendiri. Kita baca di laporan tahunannya, disitu dilaporkan bahwa terjadinya sewa kapal karena peningkatan permintaan yang cukup tinggi sehingga kapal yang dimiliki tidak / kurang mencukupi untuk memenuhi permintaan. Hal yang menarik sebab bagaimanapun perusahaan perkapalan, jika permintaan melebihi armada nya maka bisa dikatakan perusahaan ini sangat agresif, expansif dan laku, karena biasanya pemilik armada selalu berhitung dengan cermat untuk setiap pengangkutan bahkan tak jarang sepi order karena tidak setiap waktu terdapat permintaan pengangkutan.
Meskipun hasil yang perlu dicermati ialah meningkatnya hutang akibat biaya sewa, karena sangat jarang biaya penyewaan kapal dilakukan dengan sistem cash to cash

Screening Saham

Mari kita lihat apakah TPMA lolos dalam screening saham.
1. Revenue, Net Earning dan Equity

*Data 2014 dari LK kuartal 2 disetahunkan
Revenue meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata 38.27% sehingga jelas TPMA merupakan perusahaan yang agresif. Yang mengagetkan adalah laba bersih senantiasa meningkat dengan rata-rata 81.05%!, jelas bukan angka yang main-main. Mari kita check kembali di data historis, ternyata peningkatan laba terbesar terjadi di 2014 ini, di kuartal kedua saja angkanya sudah mencapai 91.2 milyar hampir menyamai laporan laba bersih tahun 2013 setahun penuh sebesar 97.7 milyar.
Jika laporan keuangan 30 Juni 2014 diperbandingan mengacu ke periode yang sama di 30 Juni 2013 maka laba bersih meningkat 59.28%. So, jika performa pendapatan dan keuangan tetap solid dipertahankan oleh manajemen, maka di akhir tahun labanya di prediksi menjadi 182.4 milyar atau meningkat 86.69%.

Bagaimana dengan ROE nya? dengan Revenue, equity dan laba bersih yang sangat bagus, maka ROE sangat wajar berada di angka 33.50% (di setahunkan) atau 27.47% rata-rata dari tahun 2010.


Valuasi Saham

Setelah lolos screening saham, maka kita meluncur ke valuasi saham untuk mencari harga wajarnya dan prediksi ke depan.
1. Growth Rate. Karena rata-rata earning rate di atas 15%, maka Growth Rate kita ambil angka 15%
2. Risk Premium = 12.88%
3. Liabilitas jangka pendek = 440.38 milyar, Liabilitas jangka panjang = 550.65 milyar
4. DER = 1.18x
5. Stock Criteria

6. Stock Valuation
7. Fair Value

Di angka fair value yang sekitar 1014, harga TPMA yang saat ini berkisar 370 terdiskon 174%. Satu hal yang perlu di waspadai namun juga satu sisi menjadi hal yang menarik adalah kondisi liabilitas jangka panjang yang sebesar 2.99% di atas laba bersih nya. Dimana hampir semuaya di dapat dari pinjaman bank namun merupakan pinjaman sehat karena di gunakan sebagai belanja modal (capex). Diantaranya sebagai biaya pembelian armada, bahan bakar dan juga biaya - biaya pelabuhan yang cukup tinggi.

Bisnis Pelayaran kedepan

Untuk hal ini, penulis sempat berdiskusi dengan beberapa pengusaha kapal dan juga karyawan nya bahwa bisnis pelayaran adalah bisnis yang menjadi prioritas di pemerintahan mendatang dengan konsep Pendulum Nusantara (Baca: Apa itu Pendulum Nusantara?)

Konsep ini menekankan efektifitas dan efisiensi pada biaya logistik sehingga menjadi lebih murah dan efektif. Yang tentunya dapat menekan biaya administrasi yang jumlahnya bisa mencapai 60% dari total biaya perkapalan. Apalagi negara Republik Indonesia ini adalah negara kepulauan sehingga sistem transportasi kapal jelas menjadi primadona sepanjang masa.

Grafik pertumbuhan volume perdagangan laut
Perkembangan komoditas perdagangan nonmigas dan pertambangan

So, dengan harga saham yang terdiskon cukup bagus, performa perusahaan yang cukup solid dan bergerak dalam bisnis pelayaran yang termasuk didalam fokus pemerintah, maka TPMA menjadi target yang baik di dalam investasi jangka panjang. Ya karena volume saham yang diperdagangkan tidak terlalu banyak - 2.6 milyar lembar menyebabkan TPMA agak kurang likuid untuk jangka pendek.

Disclaimer on
Salam Investasi

   
Read more →

27 Sep 2014

Black Swan di Bursa Saham

,
Black Swan atau Angsa Hitam adalah istilah di dalam dunia saham yang menggambarkan suatu kejadian yang tidak biasa (unusual), yangkita pikir mustahil untuk terjadi namun pernah terjadi, ada kejadiannya dan mungkin akan terulang. Istilah ini di pakai oleh Nassim Nicholas Talleb, seorang pakar keuangan dari New York University dan mantan trader saham di Wall Street.


Ingatkah kita ketika Brazil di bantai 1-7 oleh Jerman di Piala Dunia 2014 ini? Brazil sebagai dedengkot nya sepakbola sulit dibayangkan akan di kalahkan dengan angka yang sangat besar dan memalukan. Siapa yang menyangka?
Atau kejadian 11 September ketika semua orang tidak menyangka bahwa Amerika negara digdaya dengan tinngkat keamanan super canggih tersebut dapat di terobos dengan pesawat komersil?
Atau daftar kejadian jatuhnya pasar saham di tahun 1929, krisis moneter di Indonesia tahun 1998 atau ambruknya perusahaan keuangan raksasa Lehmann Brother.

Seperti Angsa Hitam dimana orang sulit membayangkan ada hewan Angsa berwarna hitam karena Angsa itu identik dengan putih, namun secara tidak sadar bahwa di Australia ternyata ada hewan Angsa berwarna hitam. Kadang kita terlalu yakin akan kondisi suatu hal sehingga secara tidak sadar hal ini mempengaruhi alam bawah sadar kita sehingga kita luput untuk memprediksi datangnya si Angsa Hitam.

Di pasar saham Indonesia, apakah kita semua bisa memprediksi bahwa Astra International, Unilever, Jasa Marga akan mengalami kebangkrutan dalam 5 hingga 10 tahun lagi, ataukah Mitra Pinashtika akan melebihi Adira Finance? atau Tiga Pilar Sejahtera mengungguli Indofood?
Tidak ada yang bisa memprediksi, yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan resiko dengan cara mengetahui kelemahan-kelemahan kita, mengetahui tipe investasi yang kita inginkan sesuai dengan tipe diri kita dan yang terpenting buka terus wawasan kita untuk mencari informasi dan terus belajar sehingga kita setidaknya memiliki ancang-ancang jika si Angsa Hitam ini muncul.

Menikmati Angsa Hitam

Siapa investor saham paling sukses di Indonesia?  menurut survey kecil-kecilan, Investor yang paling sukses di Indonesia mayoritas ialah Investor yang berhasil di dalam timing masuk ke pasar saham. Ada dua periode ketika Angsa Hitam di Indonesia ini muncul. Pertama adalah kejadian krisis tahun 1998 dimana ketika itu pasar saham kolaps / crash dan yang kedua adalah kejadian krisis 10 tahun kemudian, di tahun 2008. 
So, setelah tahun 2008 banyak sekali Investor yang menjadi kaya raya, bayangkan saja saham BBRI bisa meningkat lebih dari 200% antara 2008 hingga 2009 lalu ITMG, UNVR dan lain-lainya. Sehingga banyak bermunculan buku-buku tentang prediksi arah saham yang pada dasarnya hanya memanfaatkan momentum crash market

Memanfaatkan kondisi Si Angsa Hitam yang bernama crash market adalah merupakan dua sisi mata uang, tergantung kita bagaimana menyikapi. Takut? ataukah justru peluang?

Ini terkait dengan psikologi investor dalam menyikapi datang nya si Angsa Hitam, silahkan baca: Crashmology untuk mengetahui apa itu psikologi investor

Angsa Hitam tidak bisa dihindari namun juga harus bisa dinikmati.

Salam Invest!

Penulis
Read more →

23 Sep 2014

PT Mitra Pinasthika Mustika,.Tbk (MPMX)

,
MPMX atau PT Mitra Pinasthika Mustika merupakan perusahaan yang berfokus pada pembiyaan kendaraan bermotor diantaranya sepeda motor, mobil, alat berat, spare part dan juga penyewaan kendaraan roda empat. Di bentuk pada tahun 1987 oleh William Suryadjaya sebagai dealer sepeda motor dan berlanjut pada tahun 1988 mulai memproduksi oli pelumas untuk sepeda motor dengan merek Federal.

Fokus Bisnis

Saat ini MPMX sudah memiliki 288 retail outlet sebagai distributor sepeda motor merek Honda di bawah anak perusahaan Mitra Pinasthika Mulia, 40 outlet penjualan sepeda motor dan juga after-sales service nya di bawah bendera MPM Motor, Penjualan kendaraan roda empat dan after-sales service nya di bawah bendera MPM Auto, manufaktur dan distributor oli pelumas di bawah bendera PT Federal Karyatama dan juga pembiayaan dan juga asuransi dari MPM Finance dan MPM Insurance. Dari fokus bisnis yang bisa kita lihat, MPMX memiliki jaringan yang lengkap dari hulu hingga hilir hingga sangat memadai untuk menjadi perusahaan pembiayaan yang mumpuni.

Screening Saham

Saham MPMX listing di bursa saham pada 2013, sehingga masih cukup panas jika kita screening pada saat ini. Kita lihat pertumbuhan perusahaan dari revenue, equity dan juga laba bersih nya.


Laba bersih selalu bertumbuh dalam 5 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan 24.04%, revenue atau pendapatan selalu meningkat setiap tahun nya, ini di dukung oleh keberhasilan perusahaan menggenjot kinerja anak perusahaan di tengah melambatnya perekomonian Indonesia. Walaupun sisi pembiayaan sepeda motor Honda masih menjadi nomor satu sumber pendapatan perusahaan.

Valuasi Saham

Data penulis dapat dari Indopremier dan diolah sehingga mendapat hasil sebagai berikut:
Pengolahan data bisa dilihat di sini


Dengan proyeksi pertumbuhan yang cukup baik sebesar 24.04%, MPMX memiliki ratio hutang jangka pendek maupun jangka panjang yang sangat baik, apalagi kita bandingkan dengan perusahaan sejenis yang mayoritas modal nya di dapat dari hutang sehingga baik DER maupun ROTC nya begitu kecil, sedangkan MPMX dengan revenue yang besar mampu membiayai mayoritas aktifitas operasinya dengan hutang yang terbilang kecil.

Meskipun perusahaan tahun ini tidak membagi dividen dengan alasan ekspansi bisnis, harga wajar saham MPMX sangat berprospek, mari kita lihat:


Dengan nilai rata-rata ROE yang cukup baik sebesar 21.12%, MPMX memiliki ratio laba per saham dengan harga saham / PER yang sangat bagus, yaitu sebesar 8,24x atau dengan kata lain Initial Return perusahaan sebesar 12.13% di banding BI rate yang sebesar 7.5%.


Hasil dari stage 2 valuasi saham, didapat hasil bahwa saham MPMX lolos semua screening dan valuasi saham dengan Margin of Safety sebesar 75.36%. Hasil yang sangat mengesankan.

Bisnis kedepan

Penulis rasa, dengan konsep nya sekarang dan hasil yang di janjikan di tahun-tahun sebelumnya, saham MPMX adalah saham yang layak dikoleksi dalam waktu dekat. Apalagi jika kita lihat prospek pertumbuhan sepeda motor di Indonesia.



Bisa kita lihat di atas produksi sepeda motor terus meningkat dan mulai berfokus ke luar ibukota dengan merek Honda menjadi pemimpin pangsa pasar hingga akhir 2013 sebesar 60.46%. Dimana merek Honda menjadi merek unggulan dari MPMX. 

So, penulis mempertimbangkan saham MPMX sebagai bagian dari Srimaya Investment  dalam waktu dekat dengan jumlah yang tidak terlalu banyak dan akan mencicil setiap periode sebagai bentuk pengamanan.

Salam Invest!

Penulis 


Read more →

18 Sep 2014

Saham Tenbagger - Part 2

,
Setelah kita membahas ciri - ciri saham yang bisa di kategorikan Tenbagger menurut Peter Lynch di postingan saya sebelumnya (baca: Saham Tenbagger - Part 1). Maka sekarang kita coba untuk membuat simulasi menemukan calon saham Tenbagger berikutnya di Indonesia.

Ini bukanlah suatu statement anjuran untuk membeli namun untuk coba menganalisa dari beberapa point yang di sebutkan Peter Lynch. Seperti pada pesan - pesan yang umum, disclaimer mode always on.

1. Saham Tenbagger haruslah saham yang murah

Saham harus murah bukanlah saham yang berharga lebih dari 1000 rupiah misalnya, atau di bawah 500 rupiah misalnya. Definisi saham murah ialah saham yang di perdagangkan di bawah nilai intrinsiknya. Ciri-ciri simplenya ada dua yaitu melihat PER dan PBV. Mayoritas Investor memakai angka PER dibawah 10x dan PBV di bawah 1.5x untuk pencarian saham undervalued seperti ini. So, kita pakai saja asumsi mayoritas investor.

2. Return of Equity

ROE atau Return of Equity seperti sudah dibahas di postingan sebelumnya merupakan tolak ukur pertumbuhan perusahaan meskipun bukan satu-satunya. Penulis paling suka melihat perusahaan yang memiliki pertumbuhan laba rata-rata 5 tahun di atas 20%, namun karena tidak semua perusahaan memiliki kemampuan yang konsisten untuk bertahan dengan pertumbuhan  di atas 20%, maka penulis memperlebar dengan angka lebih besar dari 10%.

ROE tidak boleh ada yang negatif dalam 5 tahun terakhir, jika pun ada yang negatif maka harus diikuti oleh kenaikan yang konsisten di tahun tahun berikutnya.

3. Revenue

Omzet pendapatan atau revenue memegang peranan penting disini, karena revenue adalah hal ter-simple yang menggambarkan apakah perusahaan masih laku atau tidak. Walaupun penulis tidak memasukkan nya sebagai mandatory. Yang terpenting kita lihat dari revenue adalah trend nilai revenue tidak turun dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan revenue haruslah naik dalam 5 tahun tersebut. 

Hasil

Dari tiga point tersebut, bisa penulis rangkum 10 Saham Emiten Terpotensial menjadi Ten Bagger dan akan menjadi valuasi berikutnya terhadap Srimaya Investment. Berikut 10 Saham Emiten Terpotensial tersebut diurutkan dari ROE terbesar:












*Angka disetahunkan. Disclaimer mode on

Salam Invest!

Penulis
Read more →

15 Sep 2014

Saham Tenbagger - Part 1

,

Mencari saham Tenbagger

Membaca judul di atas seperti membaca judul film action dimana agen atau tentara bayaran yang memiliki tugas dalam sebuah misi mencari The Tenbagger.

Apa itu saham Tenbagger? Tenbagger adalah istilah di dalam dunia investasi saham untuk menggambarkan saham yang harganya memiliki potensi untuk naik hingga 10 kali lipat dari nilai awalnya.
Tenbagger di perkenalkan pertama kali oleh Peter Lynch, seorang fund manager yang mengelola Fidelity Magellan Fund yang sangat terkenal dan menjadi legenda setelah dana yang ia kelola bertumbuh 29,2% rata-rata tahunan dan secara total telah berkembang sebesar 2703,01% selama 12 tahun. Artinya, jika anda meinvestkan uang anda $1000 pada tahun 1977 maka akan menjadi $28.000 pada tahun 1990. Hal yang menarik ialah saham yanng ia  beli kebanyakan merupakan saham yang termasuk biasa saja pada awalnya namun pada akhirnya bertumbuh sepuluh kali lipat lebih, tentu saja pertumbuhan itu membutuhkan ekstra kesabaran dan timing yang tepat.

Bagaimanakah ciri - ciri saham yang termasuk Tenbagger itu? Penulis dengan rasa penasarannya coba menggabungkan antara definisi Peter Lynch di dalam bukunya dengan konsep 'Nilai Lebih'

Cara terbaik, menurut Peter Lynch adalah dengan mengamati sekitar kita seperti shampoo lalu sabun dan kemudian apa gadget yang kita pakai, Bank apa tempat kita menyimpan uang, merek mobil, motor, spare part dan tempat kita beli accu hingga pembiayaan dari aset kita selama ini. Penulis menyambungkannya dengan konsep 'Nilai Lebih'. Mengapa demikian, karena dari hal-hal kecil tersebut kita bisa mengamati apakah sesuatu yang kita konsumsi itu memuaskan atau tidak. Jika kita puas akan kegunaan dan kemudahaan, artinya perusahaan itu merupakan perusahaan yang memiliki 'Nilai Lebih'.

Kedua, setelah yakin bahwa perusahaan ini memiliki 'Nilai Lebih' maka selanjutnya memeriksa laporan keuangannya, searching beritanya dan lihat ratio-ratio pendukungnya.

Pertama yang anda lakukan adalah mencari nilai laba bersih per saham (EPS) yang pasti ada di setiap laporan keuangan. Setelah itu bagilah harga saham saat itu dengan EPS yang anda temukan tadi maka anda telah menemukan PER (Price Earning Ratio). Coba lihat apakah harga saham nya 20x EPS nya ataukah baru 5x nya, bandingkan dengan perusahaan sektor sejenis. Jika perusahaan pilihan anda harga saham nya masih 5-10x EPS nya, maka lanjutkan.

Kedua, download laporan tahunan perusahaan yang anda pilih tadi atau cek di broker tempat anda berinvestasi. Lihat apakah semenjak 5 tahun terakhir perusahaan tersebut selalmu mencetak laba ataukah pernah rugi? Mayoritas sesuai dengan investigasi penulis, saham-saham tenbagger di Indonesia umumnya tidak pernah rugi dalam 5 tahun terakhir. Jika perusahaan yang anda pilih selalu mencetak laba walaupun itu sedikit, lanjutkan.

Ketiga, dari laporan tahunan tadi anda bisa melihat sejarah EPS selama 3-5 tahun kebelakang. Hitung pertumbuhannya setiap periode lalu rata-ratakan. Jika mendapati bahwa pertumbuhan EPS rata-rata 3-5 tahun tersebut lebih dari 15-20% maka lanjutkan.

Keempat, lihatlah pertumbuhan dan prospek pada sektor nya. Baca setiap detail yang ada pada berita-berita korporasi dan juga sektor usahanya, apakah menjanjikan untuk anda segera masuk ataukah anda harus bersabar menunggu.

Jika point 1 - 4 terpenuhi. Tidak ada alasan bagi anda untuk menunda. Ada beberapa contoh saham tenbagger di Indonesia, salah satunya adalah ADMF (Adira Dinamika Finance).

ADMF pada tahun 4 November 2008 memiliki nilai saham senilai 1500 rupiah per lembar, angka tersebut sejak 2004 hanya bergerak berkisar 1200-2700. Namun melihat laporan tahunan 2008, disitulah ADMF mulai menarik minat investor untuk menyadari bahwa Adira merupakan perusahaan pembiayaan terbaik yang sedang berkembang cepat. Dengan ROE sebesar 52% (fantastis), PER 1.42x dan PBV sebesar 0.74x dengan hutang yang cukup rasional. Di tambah di tahun itu Adira gencar menggelar promosi kredit mobil, motor dan juga gadget (penulis pun pernah mencicil kamera di Adira pada tahun 2008) dan ternyata ditunjang dengan website yang cukup komunikatif.

Hasilnya Juni 2011, sahamnya menyentuh angka 15,000 rupiah per lembar. 10x lipat yang terbukti dalam kurun waktu kurang dari 3 tahun.

Kunci nya ialah,  Kepedulian terhadap konsumerisme sekitar, teliti, berpikir unik dan kesabaran tingkat tinggi. Lalu apa saja calon tenbagger menurut Srimaya Investment saat ini? Kita ikuti lebih lanjut di Saham Tenbagger - Part 2.

Salam Invest!

Penulis




Read more →

14 Sep 2014

IHSG saat ini, wajarkah?

,
Akhir-akhir ini penulis menerima cukup banyak email yang mempertanyakan apakah IHSG saat ini sudah kemahalan dan akan terjun bebas? Jujur saja, penulis bukan ahli ekonomi seperti Faisal Basri atau Sri Mulyani apalagi tukang cenayang yang bisa menilai apakah IHSG benar benar mahal, cukup mahal atau sedikit mahal yang seakan-akan indikator mahal atau tidak mahal itu menjadi tolak ukur pasti kemana arah pasar saham nanti.

Tapi penulis tetap akan coba menjawab, tapi bukan untuk menjawab harga IHSG mahal atau tidak, tetapi menjawab berapa harga IHSG di seharusnya / harga wajar (fair value) IHSG itu sendiri. Setidaknya memang penulis sendiri sudah mempersiapkan dari jauh hari pendekatan sederhana yang coba dipakai untuk kira-kira berapa sih harga wajar IHSG ini, karena penulis pun sebenarnya penasaran.

Oke, mari kita mulai. Pendekatan pertama untuk menilai harga wajar IHSG dengan menggunakan rumus Fair Value. Lho kok? ya, bukankan IHSG ada kumpulan 4ooan saham yang beredar di Bursa Efek Indonesia? kalau nilai saham setiap emiten bisa kita cari harga wajar dengan pendekatan fair value, kenapa IHSG tidak?

1. Melihat laba bersih IHSG. 

Laba bersih pada IHSG di dapat dengan rumus yang sama seperti mencari pada saham biasa.
Laba bersih = Harga / PER. 
Harga dan PER bisa kita lihat di situs Bursa Efek Indonesia.


Didapat ketika tulisan ini di buat (13/9/2014) harga IHSG di 5,143.71 dengan PER rata-rata 16.4x. Sehingga laba bersih didapat 5,143.71 / 16.4 = 313.64.

2. Proyeksi Laba Bersih.

Karena IHSG merupakan gabungan nilai dari semua saham di Bursa Efek Indonesia, maka kita harus melihat pertumbuhan laba masing-masing perusahaan. Karena jumlahnya sangat banyak maka kita menggunakan 10 saham berkapitalisasi terbesar. 10 saham ini menguasai sedikitnya 45% market cap IHSG, sehingga mayoritas gerakan naik turunnya index sangat dipengaruhi oleh fluktuatif 10 saham ini. So kita anggap 10 saham ini bisa mewakili dalam hal melihat kinerja pertumbuhan laba bersih.


Dari data yang penulis ambil dari Indo Premier (diolah), didapat rata-rata pertumbuhan laba bersih dalam 5 tahun terakhir sekitar 31.5% merupakan hal yang sangat luar biasa. Di karenakan cukup sulit sebuah perusahaan yang bisa konsisten mendapat laba setinggi itu maka kita gunakan angka 15% sebagai penengah sekaligus acuan.

3. Menghitung Nilai Wajar

Setelah mendapat profil IHSG, kita coba  mendapat angka BI rate dari situs Bank Indonesia sebesar 7.5% dan Risk Premium 12.88% yang bisa anda download di sini, kemudian asukkan ke rumus perhitungan fair value. Sehingga mendapatkan valuasi seperti dibawah ini:


Sumber rumus: www.teguhhidayat.com (diolah)

Dengan asumsi bahwa IHSG ini adalah emiten yang tidak membagi dividen maka kolom dividen kita kosongkan. Di dapat Fair Value 6,196 rupiah atau memiliki Margin of Safety sebesar 20.45% dari harga nya saat ini (sebuah angka yang sangat menarik), dan jika kita lihat 5 tahun kedepan dengan menggunakan asumsi pertumbuhan optimis sebesar 15% maka 2019 IHSG menembus angka 10.000!! ya tidak main-main.

Penulis tidak mengatakan ini adalah harga yang murah atau mahal, apakah dari angka ini menjamin bahwa IHSG masih akan terus naik ataukah akan mengalami koreksi. Yang bisa penulis katakan ialah koreksi akan tetap terjadi untuk menyeimbangkan dengan fundamental ekonomi.

Lalu apakah saya harus optimis ataukah bagaimana baiknya dengan angka tersebut? Untuk melihat tingkat optimis ataukah pesimistis, mari kita lihat tabel pertumbuhan berikut:

  

Gambar pertama menunjukkan angka Gross Domestic Product Indonesia mengalami penurunan sejak 2012 dan hanya mengalami kenaikan ketika triwulan 1 2014, sehingga harap penurunan ini dipandang sebagai tingkat resiko dalam memutuskan. Yang penulis rasakan ialah penurunan ini MUNGKIN disebabkan oleh faktor fundamental politik, di saat Presiden SBY berada di ujung masanya secara psikologis care terhadap ekonomi mulai berkurang dan lebih banyak memperbaiki sistem yang sudah ada ketimbang mengambil kebijakan ekonomi yang progresif.

Sedangkan gambar kedua menunjukkan GDP mengalami peningkatan (secara rupiah) diimbangi oleh kenaikan IHSG secara simultan. Yang artinya IHSG selalu mengekor kemana arah fundamental ekonomi kita bergerak, walaupun dalam perjalanannya banyak juga terdapat gap antara IHSG dengan GDP namun hanya sekali (atau jarang) hingga mencapai perbedaan 50% yang hanya terjadi pada 2009-2010. Selebihnya GDP dan IHSG selalu berjalan beriringan.

So, antara gambar pertama dan kedua yang bisa kita ambil adalah bahwa sisi fundamental ekonomi Indonesia tetap berjalan tanpa issue dan gangguan yang berarti, Indonesia tinggal memoles dengan berbagai cara diantaranya penghematan anggaran, optimalisasi sektor dalam negeri, menarik banyak Investor dan realisasi hutang. Gangguan yang ada praktis adalah kondisi politik kita sendiri yang belum juga stabil. Sedangkan untuk jangka pendek hingga menengah akan ada beberapa koreksi terkait bahwa pasar akan menunggu apakah penurunan angka GDP ini masih akan terus berlanjut ataukah bisa di benahi di era pak Jokowi nanti, yang lagi - lagi secara psikologis akan lebih berani mengambil langkah-langkah progresif untuk fundamental ekonomi di awal masa pemerintahan.

Karena yang disebut terakhir ini mengatakan bahwa target peningkatan perekonomian Indonesia di tahun 2014 dan seterusnya akan mencapai 7%, angka yang cukup optimis namun realistis. Tinggal pembuktian yang harus kita cermati dan lihat nanti. 

Jadi, dengan optimisme presiden terpilih yang cukup bersemangat itu, apa lagi yang kita tunggu?? Do but Keep Beware.

Disclaimer on

Salam Invest!

Read more →

7 Sep 2014

Geliat Cantik Pakuwon Jati (PWON)

,
Penulis tertarik menulis tentang saham Pakuwon Jati (PWON) setelah menyadari bahwa PWON adalah pengembang salah satu mall yang cukup terkenal (setidaknya bagi penulis dan keluarga yang setiap muncul pertanyaan.. hmmm, beli ini, beli itu..nonton sekalian..kemana kita ?, pasti jawaban akhirnya.. KOKAS!). Ya KOKAS alias Kota Kasablanka, mall yang berdiri di bilangan Casablanca, Kuningan itu memang sangat lengkap terutama untuk para wanita yang suka akan merek-merek terkenal dunia, baru-baru ini distributor kecantikan Sephora mulai membuka gerai di KOKAS, segala salon, Carrefour, Electronic City sampe Informa dan ACE hardware (dua terakhir kesukaan penulis) ada disitu. Mungkin cuma satu yang belum ada, toko buku Gramedia. 

So, harus di akui mall ini memiliki satu ciri khas, Family Friendly, konsep yang dikembangkan sama dengan saudaranya yang lebih dulu ada. Gandaria City atau Gancit yang ada di bilangan gandaria, Jakarta Selatan.


Fokus Bisnis

PWON memiliki bisnis inti sebagai developer, memiliki 4 superblock besar yaitu Gandaria City Superblock, Kota Kasablanka Superblock, Tunjungan City Superblock dan Pakuwon City Township (dua terakhir berada di Surabaya) dengan total lahan 51.4 ha, sedangkan total landbanknya sendiri sebesar 355 ha tersebar antara Jakarta dan Surabaya dan kabar terbaru lahan sebesar 127 ha siap di garap di 2014 sebagai kawasan residensial di Surabaya Barat senilai 8 trilyun rupiah.

Yang cukup surprise adalah informasi mengenai rencana membangun Kota Kasablanka II di 2014 ini, yang entah akan menjadi mall terintegrasi seperti Pondok Indah Mall 1 & 2 ataukah menjadi pusat bisnis. Namun melihat cepatnya perkembangan mall KOKAS I, sangat realistis jika target optimis yang akan dicapai oleh KOKAS II nanti menjadi terbuka. Asalkan penulis berharap ada solusi bagi kemacetan yang pasti akan ditimbulkan.

Fokus Keuangan

Di Kuartal II 2014 ini, laba PWON meningkat secara signifikan sebesar 42.59% dibanding periode yang sama tahun lalu dan secara YoY meningkat 59.98%. Jika di runut satu tahun kebelakang, laba PWON meningkat 51.34% YoY 2012 ke 2013. 

Peningkatan laba yang cukup besar secara kontinyu ini di akibatkan suksesnya fokus mereka kepada recurring income atau pendapatan berulang. Dengan fokus pada pemasaran dua mall andalan di Jakarta (Gandaria City dan Kota Kasablanka) ditambah dua superblock nya di Surabaya.

Yang bisa dilihat nyata ialah PWON fokus menggarap recurring income ini sejak lama, disamping tetap menargetkan penjualan dari proyek hunian, ini adalah sinyal bagus dimana Manajemen sudah dapat melihat jauh kedepan untuk mengantisipasi hal-hal yang memberatkan penjualan property hunian. Dan tentunya pendapatan dan ekuitas mereka yang terus meningkat dari tahun ke tahun sejalan dengan kenaikan labanya.


Kenaikan laba bersih juga di ikuti oleh bagusnya grafik Return of Equity nya dan juga Return of Total Capital (laba bersih / (Ekuitas+hutang jangka pendek)



Dari itu semua, perusahaan ini bisa di kategorikan sebagai growth stock atau terus bertumbuh. Lalu bagaimana dengan valuasi dan kriteria pemilihan saham ala kami, mari kita lihat:

1. Perusahaan selalu mencetak laba (pernah minus lebih disuka) dan rata-rata 5 tahun terakhir diatas 12% = PWON selalu mencetak laba tinggi (rata-rata 99.12% dalam 5 tahun terakhir, dan pernah minus di tahun 2008) - COCOK

2. ROE rata-rata 5 tahun > 15% (jika no 1 >20%. >10% jika no 1 antara 10% - 20%), ROE PWON rata-rata dalam 5 tahun sebesar 17.97% - COCOK 

3. Rasio hutang jangka panjang berbanding laba bersih harus < 2 = Hutang jangka panjang sebesar 1.828 trilyun berbanding laba 1.811 trilyun (YoY) atau ration sebesar 1.01% - COCOK

4. DER < 1, hutang jangka pendek berbanding ekuitas = 0.47 - COCOK

5. Hitung Ratio dan Valuasi :
  • Current Equity : 5,241 B
  • Share Vol : 48,2 B
  • EPS Q214 = 37.6 (yoy)
  • Dividen per last year : Rp 4.5 / saham 

    Hasilnya:

Dapat terlihat hanya Return of Total Capital saja yang di bawah kriteria >12% itupun hanya sedikit. Walapun PBV terlihat mahal namun dengan margin of safety yang sebesar 36.78% (diatas 30%) tentulah hanya tinggal masalah niat kapan ingin masuk ke saham PWON ini.

Dengan kondisi-kondisi diatas, bisnis yang baik, pertumbuhan laba yang terus menerus dengan diskon di atas 30%, inilah saham yang termasuk kategori GARP (bertumbuh namun terdiskon) dan menjadi target investasi saham jangka panjang berikutnya.


Salam Investasi
Read more →

5 Sep 2014

PT. Erajaya Swasembada,.Tbk (ERAA)

,
ERAA mungkin tidak semua kita tahu, tapi ERAFONE? hampir setiap kita jalan ke Mall atau pusat perbelanjaan tahu bahwa itu adalah counter handphone/smartphone yang cukup besar, rapi, helpfull yang menjual produk asli, resmi dan bergaransi (promo nya juga cukup sering!). Untuk itu seperti kita tahu, ERAA adalah pemain lama dalam bisnis retail telekomunikasi, sejak 1996 dan saat ini merupakan retailer selular yang terbesar di Indonesia. Bukan hanya selular namun juga segala device nya yang berhubungan dengan telekomunikasi seperti provider, headset, computer, top-up voucher dan sebagainya.

Fokus Bisnis

Berita terakhir, Erajaya Group sebagai holding company memiliki 88 pusat jaringan distribusi dan 423 retail outlet untuk penjualan langsung ke konsumen di 17 provinsi di Indonesia. Menurut Frost & Sullivan, pada 2012 ERAA menguasai 32% pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia dan sekarang semakin bertambah pastinya sejalan dengan ekspansi yang terus dilakukan perusahaan ini di 2013-2014.

Yang membuat positif penguasaan bisnis pasar retail pada ERAA adalah keberhasilannya menguasai ketiga kunci distributor tunggal bisnis smartphone. Pertama adalah TAM (PT Teletama Artha Mandiri) menguasai 2093 jaringan distributor retail Blackberry, distributor Samsung (pangsa terbesar) dan terakhir adalah iBox (ini yang membuat penulis semakin PeDe) sebagai distributor resmi retail produk Apple, produk yang cukup eksklusif hasil ciptaan Mr. Jobs. Selain itu hampir seluruh merk smartphone saat ini menjadi partnernya. Kenaikan pendapatan utama memang dari Samsung dan Apple yang masing-masing menyumbang kenaikan 10.2% dan 8.4%.

Baru-baru, ERAA telah sukses mengakuisisi 60% saham perusahaan retail Apple asal Malaysia CG Computer SDN Bhd atau setara 600.000 saham (mayoritas) yang artinya, produk Apple menjadi akan menjadi andalan di tahun-tahun berikut, yah jujur saja, secara iseng penulis sudah mensurvey asal pengguna Path dan Instagram dari teman-teman penulis (dua aplikasi sosmed paling populer 2014) dan hasilnya hampir 45% adalah pengguna iPhone, sisanya tersebar antara Samsung, Lenovo, Sony dan LG. Dan juga ERAA akan membangun pabrik baru khusus untuk produk asli ciptaannya; Venera. Meskipun merk aslinya sendiri kurang laku (atau lebih laku ke kelas menengah bawah) namun niat membangun pabrik itu patut diacungi jempol.

Fokus Manajemen

Posisi Direktur Utama saat ini di pegang langsung oleh sang pendiri, Budiarto Halim. Bisnis dimulai bersama kakak iparnya, Ardy Hardy Wijaya mulai membuka toko kecil berukuran 7 x 5 meter pada tahun 1996 bernama PT Erajaya Swasembada dengan fokus dalam mengelola toko ponsel. Berlatar belakang bisnis telekomunikasi semenjak jadi karyawan hingga akhirnya berbisnis sendiri membuat Budiarto benar-benar menguasai bisnis retail ini secara hulu-hilir, sehingga bisa dikatakan ERAA ada ditangan orang yang tepat apalagi penghargaan Entrepreneur of the Year 2012 versi majalah SWA pernah ia raih.

Fokus Keuangan

ERAA saat ini memiliki ekuitas yang terus tumbuh sejak enam tahun terakhir meskipun di beberapa tahun mengalami penurunan laba.















Kondisi penurunan laba pada tahun 2013 terutama dikarenakan terjadinya banjir di Ibukota menyebabkan pasokan dan distribusi jaringan yang saling terhubung terganggu. Namun sejatinya hal ini tidak berdampak signifikan terhadap performa perusahaan, karena toh ERAA berani ambil posisi untuk membeli 60% saham retailer Apple Malaysia, membangun pabrik baru untuk Venera dan juga rencana ekspansi pergudangan.















2014, pendapatan kuartal 1 mengalami peningkatan 6.5% dibanding kuartal 1 2013 sebesar 80.1 milyar, dan kuartal 2 menjadi 112.8 milyar. Peningkatan pendapatan terbesar didapat dari segmen smartphone (Samsung dan Apple menyumbang kenaikan total 18.6%) sebesar 2.674 trilyun rupiah.

Bagaimana valuasi sahamnya; dari laporan Keuangan Q214 di dapat penurunan laba (yoy) sebesar Rp 112,8 Milyar dengan jumlah saham beredar sebesar 2,9 Milyar lembar saham maka didapat laba per saham (yoy) sebesar 77,8 Milyar. Dengan harga saham per hari ini (26/8/14) Rp. 1,110 sehingga didapat Price Earning Ratio (PER) 14.27x, cukup murah di banding sektor retail pesaing yang rata-rata memiliki PER 17-20x.

Melihat nilai Book Value, dengan ekuitas sebesar 2,8 Trilyun rupiah, ERAA memiliki Book Value sebesar 988.47 sehingga nilai PBV menjadi 1.12x, banding kan dengan PBV TRIO yang sebesar 3.40x, lebih murah bukan?

Satu hal yang menarik melihat laporan keuangannya ialah hutang jangka panjang yang sangat kecil, sebesar 5.1 Milyar rupiah, yang artinya hanya 0.0015% dari laba bersihnya. Sedangkan hutang jangka pendeknya sebesar 1.7 Trilyun yang sebagian besar didapat dari pinjaman modal bank sehingga ERAA memiliki DER sebesar 0.63x dari ekuitasnya, cukup relialistis dan aman. Ben Graham dalam teorinya mematok DER perusahaan tidak lebih dari 1x.

Dengan rata-rata ROE dalam 5 tahun terakhir sebesar 20.83%, ROTC (capital) sebesar 18.97% dan terutama free cash flow (Operating cash flow – capital expenditure) yang positif, maka perusahaan ini bisa kita nilai sebagai perusahaan yang hemat, cukup memperhatikan cash flow dan fokus pada ekspansi bisnis kedepan. Maka dengan melihat indicator PBV dan PER yang di bawah saingannya,tak salah lagi saham ERAA sebagai Value Stock sangat menarik untuk menjadi ajang investasi kami.

Salam Invest!


Read more →