1 Nov 2014

BANK RAKYAT INDONESIA (BBRI): GROWTH AND GROWTH (1)

,
Berbicara tentang BRI, Bank Rakyat Indonesia memang identik dengan Bank dengan kredit usaha mikronya yang sangat kental dengan konsep 'Bank blusukan'. Walaupun saat ini BRI bukan lagi satu-satunya, tetapi berdasarkan riset kecil yang penulis lakukan di sepanjang jalur mudik (ya, penulis melakukan survey ketika mudik lebaran lalu ketika sedang istirahat) dimulai dari Cirebon, Brebes, Pemalang, Pekalongan, Semarang, Ambarawa, Jogja, Solo, Salatiga dan Gemolong. Penulis bertanya kepada  3-4 orang "Pak/Bu, kalau di daerah sini bank yang paling enak untuk pinjem modal usaha apa ya?". Hasilnya 2 dari 3 menjawab "BRI lah pak". Bahkan di Gemolong, 3 dari 3 berkata hal yang sama.

Penulis tidak melanjutkan kenapa, karena cukup dengan jawaban itu kita langsung paham bahwa BRI merupakan perusahaan yang memiliki nilai lebih.

Di suatu sore, penulis bertemu dengan teman penulis yang bekerja di BRI. Sambil menyeruput secangkir Frappe capuccino (penulis sendiri penggemar berat Hot Latte) teman penulis bercerita banyak bagaimana rasanya bekerja di BUMN seperti BRI, singkat saja: makmur, 6 bulan kerja langsung beli mobil dan bonusnya lumayan membuat kita iri. Obrolan sore tersebut secara tidak langsung berpromosi bahwa BRI adalah bank yang sangat layak untuk dilirik. Oke, penulis makin mantab untuk segera invest ke BRI. Bagaimana kinerja dan valuasi nya? Let's see..

1. Revenue / Pendapatan, Ekuitas dan Laba bersih
Dari laporan keuangan kuartal 3 2014, pendapatan bunga, investasi dan syariah meningkat 29,66% dibanding periode yang sama tahun 2013, atau bertumbuh dari 41 trilyun menjadi 52 trilyun. Artinya BBRI berhasil meningkatkan pengucuran kredit di tahun ini dengan sangat signifikan,  pengucuran kreditnya sendiri naik sebesar 12.32% yoy. Jika kita bedah lagi, peningkatan kredit lebih terfokus pada kredit usaha mikro dengan menyumbang kenaikan bunga sebesar 23 trilyun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 17 trilyun atau terdapat kenaikan sebesar 35%, bandingkan dengan sektor retail yang meningkat 25% yoy (ini artinya, BRI tetap berfokus pada kredit usaha mikro, dengan hanya sedikit melakukan diversifikasi terhadap target). Secara garis besar gambaran pendapatan, Ekuitas dan laba bersih adalah:

Kondisi BRI yang semakin tumbuh berkembang dari tahun ke tahun

2. ROE. Return Of Equity
ROE BBRI sebagai rata-rata dalam 6 tahun sebesar 28.09%, dengan grafik yang cukup konsisten. Ini pertanda yang sangat bagus untuk perusahaan mapan seperti BRI.

3. Rasio Hutang / DER
Rasio hutang BBRI merupakan kategori rasio hutang sehat dengan long time liabilities sebesar 21 trilyun yang mayoritas merupakan pinjaman dari pihak ketiga ditambah surat berharga, maka nilai hutang berbanding ekuitasnya sebesar 0.22x. (kita tidak melibatkan liabilities berupa simpanan nasabah).

4. Net Current Asset Value dan Free Cash Flow
Data statistik yang diperoleh dari laporan keuangan dari berbagai sumber lainnya (diolah)


Ada perbedaan di dalam menghitung Net Working Capital disini, karena lazimnya perhitungan NNWC selalu di kurangi oleh total kewajiban (liabilities). Namun di dalam perbankan agak rancu jika kita memasukkan kewajiban yang berupa simpanan nasabah. Karena sejatinya simpanan nasabah digunakan lagi sebagai modal perusahaan dalam memberi kredit. So, kita hilangkan kewajiban lancar yang sebesar 603 trilyun, sehingga didapat Net Working Capital sebesar 62 trilyun. Angka positif yang sangat besar.
Free cash flow sendiri mencatat angka yang cukup bagus, yaitu positif 74% lebih besar dari belanja modal nya (Capex) dengan current ratio sebesar 1.16.
Well, bisa kita simpulkan tidak ada masalah sejauh ini pada BBRI untuk beroperasi, dan sekilas posisi keuangan adalah sangat sehat.

5. Seperti yang di sebutkan dalam postingan sebelumnya: Rasio Penting Dalam Saham Perbankan, dimana terdapat empat rasio tambahan yang harus kita lihat di dalam laporan keuangan, yaitu:

NIM (Net Interest Margin), BRI memiliki NIM pada kuartal 3 2014 sebesar 8,78%, meningkat dari periode yang sama tahun 2013 sebesar 8.25% Dan pada yang dilaporkan pada laporan tahunan sebesar 8.55%. Secara angka ini masih jauh melebihi NIM perbankan nasional yang senilai 4.89% pada akhir 2013, apalagi dengan perbankan ASEAN yang sekitar 1.33-1.55%.

NPL (Non-Performance Loan), atau resiko kredit macet BRI sebesar 1.89%, angka ini sedikit meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013 sebesar 1.55%. Tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena angka ini masih jauh dibawah rata-rata perbankan nasional yang sebesar 2.31%.
Nilai NPL yang selalu turun, indikasi sebuah
bank yang semakin sehat
Ada yang menarik di laporan keuangan, disebutkan bahwa nilai non-performing berdasarkan peraturan Bank Indonesia adalah sebesar 8,8 trilyun dari total kredit yang di kucurkan hingga kuartal 3 2013 sebesar 468 trilyun. Dari nilai 8.8 trilyun yang macet 2.5 trilyun adalah kredit yang ditujukan pada daerah rawan bencana, sedang mengalami bencana atau pernah mengalami bencana. Sehingga nilai plus nya, BRI tetap bersinergi dengan daerah bencana / konflik dengan jaminan pemerintah. Nilai minusnya, sangat kecil kemungkinan kredit macet pada daerah-daerah yang bermasalah dapat di realisasikan. Untungnya lagi-lagi BRI cukup dijamin oleh pemerintah.

LDR (Loan to Deposit Ratio) LDR BRI di dapat dari laporan keuangan adalah sebesar 85,9%. Masih dalam kisaran aman Bank Indonesia antara 80% hingga 100%.

CAR (Current Adequate Ratio), Nilai CAR BRI adalah sebesar 18.57% hingga 18.65% untuk resiko kredit, operasional dan pasar, jauh di atas batas minimum yang ditetapkan BI sebesar 9%-9.99%.

Dari segala variable atau syarat yang di tetapkan oleh Srimaya, maka BRI di kategorikan sebagai bank yang sangat sehat, memiliki aspek resiko yang baik dan rasio yang juga sangat baik.

Bagimana valuasi sahamnya? apakah layak koleksi di harga sekarang?
Lanjutkan membaca di: Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Growth and Growth (2)

Salam investasi

0 komentar to “BANK RAKYAT INDONESIA (BBRI): GROWTH AND GROWTH (1)”

Posting Komentar