23 Jun 2015

Investasi dengan Siasat Tiga Kerajaan (Sam Kok)

,
Di malam itu di tepi sungai Yang Tze penasehat militer legendaris dari kerajaan Shu, Zhuge Liang sedang berdiskusi dengan panglima perang kerjaan Wu, Jenderal Zhou Yu tentang siasat mengalahkan kerajaan Wei. Saat itu Jenderal Zhou Yu membutuhkan anak panah berjumlah seratus ribu yang harus dipenuhi oleh Zhuge Liang secepatnya dan Zhuge Liang menyetujui.

Hari pertama, yang dikerjakan Zhuge Liang adalah mengamati angin sungai Yang Tze dan kemudian menyiapkan 20 kapal dan 30 awak yang sudah diselimuti jerami dan kain hitam, tidak ada panah yang dibuat pada hari pertama. Hari kedua, juga tidak ada kegiatan dari Zhuge Liang untuk membuat anak panah begitupun hari ketiga, meskipun sudah terjadi kepanikan dari orang-orang disekitarnya karena belum satupun anak panah yang jadi dan cuaca tidak mendukung, toh Zhuge Liang tetap dalam pendiriannya.

Ternyata di malam hari ketiga, kabut turun sangat tebal dan semakin tebal, tiba-tiba di tengah kondisi cuaca seperti itu Zhuge Liang memerintahkan 20 kapal tersebut mulai berlayar menuju camp musuh untuk menyerang. Ketika tiba di dekat area musuh, alih-alih menyerang, kedua puluh kapal tersebut diperintahkan untuk berputar horizontal sambil menabuh genderang perang. Pasukan Cao Cao yang mendengar suara genderang tersebut langsung bersiaga untuk menyerang, namun karena kabut sangat tebal maka tidak ada penyerangan yang paling efektif kecuali panah dan itulah yang dilakukan pasukan Cao Cao.

Pasukan Cao Cao melepas beribu-ribu anak panah ke arah kapal Zhuge Liang dimana anak panah tersbut bukan melukai namun tersangkut di jerami dan kain yang disiapkan, di saat itu Zhuge Liang memerintahkan para awak kapal untuk memutar kapal tersebut 180 derajat sehingga arah sebaliknya pun penuh dengan anak panah. Setelah dirasa cukup, Zhuge Liang memerintahkan para awak kapal untuk kembali ke markas dan menghitung hasil pengumpulan anak panah yang jumlahnya lebih dari seratus ribu anak panah. Sungguh luar biasa kemahiran seorang Zhuge Liang.

Lantas apa hubungan cerita di atas dengan investasi saham?  Hubungannya ada pada penanaman diri kita dalam berinvestasi. Ada beberapa point penting yang bisa dipetik:

1. Memperhatikan dan Mengamati

Terlalu banyak dari kita yang dengan cepat menyimpulkan apakah suatu saham sudah layak beli atau tidak, sehingga bukan hasil optimal yang didapat tetapi rengekan setelah saham yang dibeli turun nilainya. Zhuge Liang menghabiskan waktunya untuk mengamati sebelum memulai kalkukasi strateginya.

2. Kalkulasi dan Valuasi

Zhuge Liang tidak sembarangan ketika menyanggupi menyediakan seratus ribu anak panah dalam waktu singkat, dia melakukan valuasi terhadap kinerja kapal, awak dan tentunya cuaca. Memang tahapan ini memerlukan tingkat jam terbang yang lumayan, namun bagi pemula, bertanya adalah jalan terbaik.

3. Memilih Waktu dan Hilangkan Keraguan

Ini tingkatan yang lebih sulit setelah nomor 2 diatas, memilih waktu dan hilangkan keraguan. Zhuge Liang tidak menunda-nunda waktu penyerangan ketika dirasa sudah menemukan timing yang tepat meskipun sebelumnya banyak sekali suara orang-orang di sekelilingnya.

Begitupula saham, timing yang tepat bukan muncul dari bisikan dan rumor sekeliling anda, jika anda terbiasa melakukan valuasi dan kalkukasi berulang-ulang terhadap saham, maka anda akan mengetahui kapan saat yang tepat untuk mulai membeli saham tertentu. Kuncinya adalah terlatih, terlatih hasil dari latihan, dan latihan hasil dari kemauan.

4. Saat Emosi, jangan menuruti Emosi karena itulah titik awal kehancuran

Ini kunci dari Investasi, karena sesungguhnya puncak investasi adalah pengendalian diri yang baik. Apa yang dilakukan Zhuge Liang ketika hari ketiga belum juga tampak tanda-tanda cuaca yang menguntungkan? Kalau kita, pastilah kita panik dan buru-buru mencari kayu untuk dipotong menjadi anak panah yang jumlahnya tidak mungkin mencapai seratus ribu. Tapi Zhuge Liang tetap tak bergeming dan yakin akan valuasinya yang sudah direncanakan. Percayalah bahwa keberuntungan hanya mengambil peran 1% dari semuanya dan sisanya adalah kerja keras.

Sehingga jika anda yakin bahwa valuasi dan pandangan anda terhadap suatu saham adalah benar, yang perlu anda lakukan adalah sabar. Hal ini berlaku pula saya rasa terhadap trader, hanya pada trader unsur spekulatifnya lebih tinggi. Jelas Zhuge Liang tidak spekulatif ketika memutuskan strategi "Mencuri anak panah" melainkan berdasarkan pengamatan, valuasi dan kesabaran.

Begitulah sekilas siasat investasi dari siasat klasik Tiongkok yang sangat terkenal di dunia, siasat Tiga Kerajaan (Sam Kok), semoga dapat mengisi hari anda di tengah IHSG yang sedang bergelora.

Salam Investasi

Kisah di atas mengambil cerita dari roman legenda Tiongkok:
Kisah Tiga Negara (Hanzi: 三國演義, hanyu pinyin: sānguó yǎnyì, Bahasa Inggris: Romance of the Three Kingdoms)

Bagi anda yang ingin membaca kisah roman tersebut bisa download gratis e-booknya DISINI

Download aplikasi membaca e-book (.plc) gratis DISINI

4 komentar:

  1. Tulisan yang bagus pak. enlightment bagi saya yg masih sering tidak sabar yg akhirnya mengurangi fokus strategi awal

    BalasHapus
  2. Nice share pak, two thumbs up!

    BalasHapus
  3. Artikel yang mencerahkan, tidak melulu soal stock picking. Dan e-booknya mantab sekali
    Thanks pak

    BalasHapus
  4. Pak Aryo yang baik, sepertinya JSMR akhir ini sahamnya terus turun krn pendapatan yang turun dr kuartal 1 2014, bagaimana menurut bapak? Karena jika melihat historical JSMR sebagai BUMN monopoli maka seharusnya sahamnya akan naik lagi, betulkah? Jika berkenan mohon di bahas pak
    Terima kasih

    BalasHapus