22 Des 2014

INDF - 10 Saham Murah Indonesia dan Layak Beli Sekarang! (bagian 2)

,

3. INDOFOOD SUKSES MAKMUR (INDF)

Cukup jarang kami menulis perusahaan yang sangat mature di Indonesia untuk di valuasi kecuali saham tersebut sudah undervalue, dan kali ini Indofood salah satunya. Hampir 6 bulan yang lalu ketika penulis ber-emailan  dengan saudara Teguh Hidayat untuk membahas saham yang undervalue dan salah satunya adalah INDF. Pada waktu itu penulis berkesimpulan bahwa saham INDF akan mencapai titik undervalue pada harga 6500, karena di harga itu INDF sudah terdiskon 50%

Siapa perempuan yang tidak mau beli tas Prada ketika sale 50%?? bahkan 30% pun sudah diborong. Dan hari ini, saham INDF terus turun semenjak 6 bulan lalu dari harga 7000 menjadi saat ini di sekitaran 6500 rupiah per lembar tanpa ada sebab yang berarti (setidaknya tidak ada berita di televisi kosumen indomie atau tepung bogasari keracunan. Dan setiap penulis mampir ke warung kopi, mie instant yang disajikan tetap saja Indomie)

Yah meskipun saat ini INDF tidak full terdiskon 50% akibat laba bersih di kuartal 3 tidak naik hingga 3.5 trilyun melainkan cukup naik 3 trilyun saja, namun tetap saja laba bersih hingga kuartal 3 sudah melebihi laba bersih tahunan pada 2013 lalu. Secara kuartalan, laba di Q314 meningkat 57% dari Q313 dan meningkat 21% dari tahunan 2013.

Data EPS 2014 (disetahunkan), INDF mengalami peningkatan laba bersih yang signifikan
PER INDF ketika tulisan ini dibuat adalah 14,29x dengan PBV 1.39x dengan nilai wajar sekitar Rp 9000 / saham. Bandingkan dengan perusahaan konsumer sejenis dan sekelas, seperti KLBF dengan PER 43x, GGRM 21x, bahkan dengan anak perusahaannya ICBP dengan PER 26,2x. Bukan itu saja, INDF tercatat memiliki rasio hutang (DER) 0.79x ekuitasnya, dan sangat jauh dibanding dengan asetnya yang mencapai 86 trilyun

Satu hal yang perlu dicermati ialah INDF sudah sangat mature, sehingga sulit membayangkan ROE nya bisa naik lebih dari 20% per tahun. INDF tidak diharapkan untuk berkembang lebih jauh lagi melainkan kestabilannya yang dijaga. Salah satunya dengan akuisisi perusahaan Brazil, Santa Clarina untuk pengolahan makanan berbasis protein hewani (sosis, kornet, nugget, susu dsb)

ROE INDF tidak mengalami peningkatan berarti sejak 6 tahun terakhir
Harapan akuisisinya jelas untuk meningkatkan level ROE ke angka 15% hingga 17%, seperti pada 2010 lalu dan stabil di kisaran tersebut. Selain dari itu, INDF terkenal rajin di dalam pembagian dividen dengan tingkat dividen diatas 30%, angka tersebut jelas menguntungkan bagi Investor. Toh anda tidak perlu lagi capek-capek melihat kapan saham ini harus dijual, karena untuk INDF: Berpikirlah menjual sahamnya ketika Indomie sudah tidak ada lagi di warung-warung.


1 komentar:

  1. Sahamnya turun terus pak, dan posisi grafik dari INDF cenderung flat jika diambil mean nya dlm 5 tahun terakhir, apakah masih layak koleksi jangka panjang?

    BalasHapus