19 Mei 2018

Kenapa Value Investing Lebih Unggul?

,

Srimaya is back! setelah vakum sekian lama karena kesibukan di pekerjaan dan juga mengelola investasi beberapa tahun ini, saya kembali, kembali dengan sebuah "testimoni" dari pembaca Srimaya, mengapa Value Investing lebih unggul? Nih...simak!
Bener gak sih? Simak yuk, ini dari Zulbiadi. Thanks to mas Zulbiadi.

Salam, saya, Zulbiadi, ingin berbagi beberapa kelebihan dari menjadi seorang value investor dengan menerapkan tehnik investasi yang dikenal dengan sebutan value investing atau menganalisa saham berdasarkan analisa fundamental perusahaan.

Banyak yang bilang, bahkan saya sendiri pernah mendengar seorang trader beraliran growth investing mengatakan bahwa kalau ‘Value inveting itu beresiko, karena beli saham kemudian di tinggal tidur dan begitu bangun tau-tau perusahaannya sudah bangkrut!’

Tapi sebenarnya ungkapan yang keluar dari seorang trader dengan aliran yang berbeda saya kira wajar karena dia tidak tahu sama sekali bagaimana seorang value investor dalam melakukan menajemen investasinya.

Asal tau saja, tidak selamanya orang yang membeli saham berdasarkan analisa fundamental mainnya tahunan, terkadang ada juga yang hitungannya cuma bulanan, tergantung value sahamnya dan kondisi pasar saham saat itu. Bila ternyata harga suatu saham sudah naik dan harganya sudah tampak mahal, walau baru dibeli beberapa minggu maka bisa saja kita menjualnya.

Intinya disini adalah bahwa lamanya waktu investasi bagi investor yang membeli saham berdasarkan analisa fundamental tidak selalu harus lama karena yang terpenting adalah nilai atau value saham itu sendiri.

Di atas sekedar prolog saja, sekarang mari kita bahas satu per satu keunggulannnya.

Pertanyaannya, Kenapa Value Investing Lebih Unggul?

Ada banyak sekali alasan atau keunggulan dari membeli saham dengan berdasarkan analisa fundamentalnya, di antaranya adalah:

1. Lebih aman dalam berinvestasi

Kenapa demikian? Ya, karena trader beraliran value investor yang membeli saham selalu mempertimbangkan harga saham yang akan dibeli, apakah masih murah atau tidak? Jika ya, maka ia baru akan membelinya.

Memang fakta dilapangan berkata bahwa tak selamanya saham yang sudah murah tidak akan turun lagi. Tapi sekali lagi, sebagaimana sering saya bahas di blog saya Analis.co.id, bahwa dalam berinvestasi saham setiap orang wajib melakukan manajemen resiko, dalam hal ini yang saya anjurkan adalah dengan membeli bertahap.

Tujuan dari beli bertahap adalah bilaman harga saham yang dibeli ternyata turun maka kita bisa melakukan averagedown sehingga harga yang di dapat adalah harga tengahnya.
Nah, jika saham yang dibeli sudah murah ditambah dengan teknik averagedown di atas maka bisa dibilang teknik main saham yang aman sudah diterapkan.

Berbeda dengan growth investor yang beli saham berdasarkan analisa teknikal dari grafik harga sahamnya saja, besar kemungkinan bila muncul sentiment negative yang cukup kuat dan IHSG juga terkoreksi maka saham yang dibeli bisa saja anjlok seketika. 

Ya, ini karena mereka membeli saham hanya karena melihat grafiknya, tanpa mempertimbangkan apakah sahamnya masih murah atau tidak.

2. Lebih santai dan tenang

Seorang trader yang membeli saham berdasarkan analisa fundamental perusahaannya maka ia cukup melakukan sekali analisa saja, selanjutnya tinggal tunggu timing yang tepat kemudian langsung beli sahamnya dan tinggal tunggu tanggal mainnya kapan sahamnya naik dan mulai harus dijual.

Jadi tidak perlu melototin komputer seharian penuh sudah bisa dapat untung dari saham. Faktanya juga, baik value atau growth investor yang sudah jago mereka rata-rata mampu menghasilkan keuntungan sekitar 20% per tahun jika dirata-ratakan dari kinerja portofolionya minimal 5 tahun terakhir.

Itu artinya, kalau hasilnya kurang lebih sama saja maka kenapa harus membuang waktu yang banyak di depan komputer, lebih baik beli kemudian pergi jalan-jalan bersama keluarga.

3. Untungnya lebih banyak

Di atas saya katakan bahwa dari kedua aliran tersebut imbal hasil investasinya kurang lebih hampir sama saja, sekitar 20%an per tahun. Tapi, kalau merujuk ke fakta investor kawakan yang menggunakan kedua aliran tersebut, maka sebenarnya yang paling mampu melipatgandakan nilai investasi seorang trader adalah yang memilih value investing.

Dan kalau ditanya siapa investor saham yang paling kaya dan pernah menjadi orang terkaya nomor #1 di dunia? Maka jawabannya sudah pasti Warren Buffett. Dan tahukah kamu apa alirannya? Ya, value investing juga yang menerapkan teknik analisa fundamental pada setiap saham yang akan ia beli, yakni beli di harga mudah dan jual saat harganya sudah mahal.

Sepertinya 3 poin di atas sudah cukup

0 komentar to “Kenapa Value Investing Lebih Unggul?”

Posting Komentar