Srimaya is back! setelah vakum sekian lama karena kesibukan di pekerjaan dan juga mengelola investasi beberapa tahun ini, saya kembali, kembali dengan sebuah "testimoni" dari pembaca Srimaya, mengapa Value Investing lebih unggul? Nih...simak!
Salam, saya, Zulbiadi, ingin
berbagi beberapa kelebihan dari menjadi seorang value investor dengan
menerapkan tehnik investasi yang dikenal dengan sebutan value investing atau
menganalisa saham berdasarkan analisa fundamental perusahaan.
Banyak yang bilang, bahkan saya sendiri
pernah mendengar seorang trader beraliran growth investing mengatakan bahwa
kalau ‘Value inveting itu beresiko, karena beli saham kemudian di tinggal tidur
dan begitu bangun tau-tau perusahaannya sudah bangkrut!’
Tapi sebenarnya ungkapan yang keluar dari
seorang trader dengan aliran yang berbeda saya kira wajar karena dia tidak tahu
sama sekali bagaimana seorang value investor dalam melakukan menajemen
investasinya.
Asal tau saja, tidak selamanya orang yang
membeli saham berdasarkan analisa fundamental mainnya tahunan, terkadang ada
juga yang hitungannya cuma bulanan, tergantung value sahamnya dan kondisi pasar
saham saat itu. Bila ternyata harga suatu saham sudah naik dan harganya sudah
tampak mahal, walau baru dibeli beberapa minggu maka bisa saja kita menjualnya.
Intinya disini adalah bahwa lamanya waktu
investasi bagi investor yang membeli saham berdasarkan analisa fundamental
tidak selalu harus lama karena yang terpenting adalah nilai atau value saham
itu sendiri.
Di atas sekedar prolog saja, sekarang mari
kita bahas satu per satu keunggulannnya.
Pertanyaannya, Kenapa Value Investing Lebih Unggul?
Ada banyak sekali alasan atau keunggulan
dari membeli saham dengan berdasarkan analisa fundamentalnya, di antaranya
adalah:
1. Lebih aman dalam berinvestasi
Kenapa demikian? Ya, karena trader
beraliran value investor yang membeli saham selalu mempertimbangkan harga saham
yang akan dibeli, apakah masih murah atau tidak? Jika ya, maka ia baru akan
membelinya.
Memang fakta dilapangan berkata bahwa tak
selamanya saham yang sudah murah tidak akan turun lagi. Tapi sekali lagi,
sebagaimana sering saya bahas di blog saya Analis.co.id, bahwa dalam
berinvestasi saham setiap orang wajib melakukan manajemen resiko, dalam hal ini
yang saya anjurkan adalah dengan membeli bertahap.
Tujuan dari beli bertahap adalah bilaman
harga saham yang dibeli ternyata turun maka kita bisa melakukan averagedown
sehingga harga yang di dapat adalah harga tengahnya.
Nah, jika saham yang dibeli sudah murah
ditambah dengan teknik averagedown di atas maka bisa dibilang teknik main saham
yang aman sudah diterapkan.
Berbeda dengan growth investor yang beli
saham berdasarkan analisa teknikal dari grafik harga sahamnya saja, besar
kemungkinan bila muncul sentiment negative yang cukup kuat dan IHSG juga
terkoreksi maka saham yang dibeli bisa saja anjlok seketika.
Ya, ini karena mereka membeli saham hanya karena melihat grafiknya, tanpa mempertimbangkan apakah sahamnya masih murah atau tidak.
Ya, ini karena mereka membeli saham hanya karena melihat grafiknya, tanpa mempertimbangkan apakah sahamnya masih murah atau tidak.
2. Lebih santai dan tenang
Seorang trader yang membeli saham
berdasarkan analisa fundamental perusahaannya maka ia cukup melakukan sekali
analisa saja, selanjutnya tinggal tunggu timing yang tepat kemudian langsung
beli sahamnya dan tinggal tunggu tanggal mainnya kapan sahamnya naik dan mulai
harus dijual.
Jadi tidak perlu melototin komputer
seharian penuh sudah bisa dapat untung dari saham. Faktanya juga, baik value
atau growth investor yang sudah jago mereka rata-rata mampu menghasilkan
keuntungan sekitar 20% per tahun jika dirata-ratakan dari kinerja portofolionya
minimal 5 tahun terakhir.
Itu artinya, kalau hasilnya kurang lebih
sama saja maka kenapa harus membuang waktu yang banyak di depan komputer, lebih
baik beli kemudian pergi jalan-jalan bersama keluarga.
3. Untungnya lebih banyak
Di atas saya katakan bahwa dari kedua
aliran tersebut imbal hasil investasinya kurang lebih hampir sama saja, sekitar
20%an per tahun. Tapi, kalau merujuk ke fakta investor kawakan yang menggunakan
kedua aliran tersebut, maka sebenarnya yang paling mampu melipatgandakan nilai
investasi seorang trader adalah yang memilih value investing.
Dan kalau ditanya siapa investor saham yang
paling kaya dan pernah menjadi orang terkaya nomor #1 di dunia? Maka jawabannya
sudah pasti Warren Buffett. Dan tahukah kamu apa alirannya? Ya, value investing
juga yang menerapkan teknik analisa fundamental pada setiap saham yang akan ia
beli, yakni beli di harga mudah dan jual saat harganya sudah mahal.
Sepertinya 3 poin di atas sudah cukup