Black Swan atau Angsa Hitam adalah istilah di dalam dunia saham yang menggambarkan suatu kejadian yang tidak biasa (unusual), yangkita pikir mustahil untuk terjadi namun pernah terjadi, ada kejadiannya dan mungkin akan terulang. Istilah ini di pakai oleh Nassim Nicholas Talleb, seorang pakar keuangan dari New York University dan mantan trader saham di Wall Street.
Ingatkah kita ketika Brazil di bantai 1-7 oleh Jerman di Piala Dunia 2014 ini? Brazil sebagai dedengkot nya sepakbola sulit dibayangkan akan di kalahkan dengan angka yang sangat besar dan memalukan. Siapa yang menyangka?
Atau kejadian 11 September ketika semua orang tidak menyangka bahwa Amerika negara digdaya dengan tinngkat keamanan super canggih tersebut dapat di terobos dengan pesawat komersil?
Atau daftar kejadian jatuhnya pasar saham di tahun 1929, krisis moneter di Indonesia tahun 1998 atau ambruknya perusahaan keuangan raksasa Lehmann Brother.
Seperti Angsa Hitam dimana orang sulit membayangkan ada hewan Angsa berwarna hitam karena Angsa itu identik dengan putih, namun secara tidak sadar bahwa di Australia ternyata ada hewan Angsa berwarna hitam. Kadang kita terlalu yakin akan kondisi suatu hal sehingga secara tidak sadar hal ini mempengaruhi alam bawah sadar kita sehingga kita luput untuk memprediksi datangnya si Angsa Hitam.
Di pasar saham Indonesia, apakah kita semua bisa memprediksi bahwa Astra International, Unilever, Jasa Marga akan mengalami kebangkrutan dalam 5 hingga 10 tahun lagi, ataukah Mitra Pinashtika akan melebihi Adira Finance? atau Tiga Pilar Sejahtera mengungguli Indofood?
Tidak ada yang bisa memprediksi, yang bisa kita lakukan adalah meminimalkan resiko dengan cara mengetahui kelemahan-kelemahan kita, mengetahui tipe investasi yang kita inginkan sesuai dengan tipe diri kita dan yang terpenting buka terus wawasan kita untuk mencari informasi dan terus belajar sehingga kita setidaknya memiliki ancang-ancang jika si Angsa Hitam ini muncul.
Menikmati Angsa Hitam
Siapa investor saham paling sukses di Indonesia? menurut survey kecil-kecilan, Investor yang paling sukses di Indonesia mayoritas ialah Investor yang berhasil di dalam timing masuk ke pasar saham. Ada dua periode ketika Angsa Hitam di Indonesia ini muncul. Pertama adalah kejadian krisis tahun 1998 dimana ketika itu pasar saham kolaps / crash dan yang kedua adalah kejadian krisis 10 tahun kemudian, di tahun 2008.
So, setelah tahun 2008 banyak sekali Investor yang menjadi kaya raya, bayangkan saja saham BBRI bisa meningkat lebih dari 200% antara 2008 hingga 2009 lalu ITMG, UNVR dan lain-lainya. Sehingga banyak bermunculan buku-buku tentang prediksi arah saham yang pada dasarnya hanya memanfaatkan momentum crash market.
Memanfaatkan kondisi Si Angsa Hitam yang bernama crash market adalah merupakan dua sisi mata uang, tergantung kita bagaimana menyikapi. Takut? ataukah justru peluang?
Ini terkait dengan psikologi investor dalam menyikapi datang nya si Angsa Hitam, silahkan baca: Crashmology untuk mengetahui apa itu psikologi investor
Angsa Hitam tidak bisa dihindari namun juga harus bisa dinikmati.
Salam Invest!
Penulis
Mantab mas tulisannya, saya jg penganut kontratrian, hmm saya rasa menang nya koalisi merah putih juga termasuk black swan ya, langsung merah semua :D
BalasHapusBisa jadi mas, bahkan terpilihnya jokowi pun termasuk black swan, ijo semua :)
Hapus