5 Sep 2014

PT. Erajaya Swasembada,.Tbk (ERAA)

,
ERAA mungkin tidak semua kita tahu, tapi ERAFONE? hampir setiap kita jalan ke Mall atau pusat perbelanjaan tahu bahwa itu adalah counter handphone/smartphone yang cukup besar, rapi, helpfull yang menjual produk asli, resmi dan bergaransi (promo nya juga cukup sering!). Untuk itu seperti kita tahu, ERAA adalah pemain lama dalam bisnis retail telekomunikasi, sejak 1996 dan saat ini merupakan retailer selular yang terbesar di Indonesia. Bukan hanya selular namun juga segala device nya yang berhubungan dengan telekomunikasi seperti provider, headset, computer, top-up voucher dan sebagainya.

Fokus Bisnis

Berita terakhir, Erajaya Group sebagai holding company memiliki 88 pusat jaringan distribusi dan 423 retail outlet untuk penjualan langsung ke konsumen di 17 provinsi di Indonesia. Menurut Frost & Sullivan, pada 2012 ERAA menguasai 32% pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia dan sekarang semakin bertambah pastinya sejalan dengan ekspansi yang terus dilakukan perusahaan ini di 2013-2014.

Yang membuat positif penguasaan bisnis pasar retail pada ERAA adalah keberhasilannya menguasai ketiga kunci distributor tunggal bisnis smartphone. Pertama adalah TAM (PT Teletama Artha Mandiri) menguasai 2093 jaringan distributor retail Blackberry, distributor Samsung (pangsa terbesar) dan terakhir adalah iBox (ini yang membuat penulis semakin PeDe) sebagai distributor resmi retail produk Apple, produk yang cukup eksklusif hasil ciptaan Mr. Jobs. Selain itu hampir seluruh merk smartphone saat ini menjadi partnernya. Kenaikan pendapatan utama memang dari Samsung dan Apple yang masing-masing menyumbang kenaikan 10.2% dan 8.4%.

Baru-baru, ERAA telah sukses mengakuisisi 60% saham perusahaan retail Apple asal Malaysia CG Computer SDN Bhd atau setara 600.000 saham (mayoritas) yang artinya, produk Apple menjadi akan menjadi andalan di tahun-tahun berikut, yah jujur saja, secara iseng penulis sudah mensurvey asal pengguna Path dan Instagram dari teman-teman penulis (dua aplikasi sosmed paling populer 2014) dan hasilnya hampir 45% adalah pengguna iPhone, sisanya tersebar antara Samsung, Lenovo, Sony dan LG. Dan juga ERAA akan membangun pabrik baru khusus untuk produk asli ciptaannya; Venera. Meskipun merk aslinya sendiri kurang laku (atau lebih laku ke kelas menengah bawah) namun niat membangun pabrik itu patut diacungi jempol.

Fokus Manajemen

Posisi Direktur Utama saat ini di pegang langsung oleh sang pendiri, Budiarto Halim. Bisnis dimulai bersama kakak iparnya, Ardy Hardy Wijaya mulai membuka toko kecil berukuran 7 x 5 meter pada tahun 1996 bernama PT Erajaya Swasembada dengan fokus dalam mengelola toko ponsel. Berlatar belakang bisnis telekomunikasi semenjak jadi karyawan hingga akhirnya berbisnis sendiri membuat Budiarto benar-benar menguasai bisnis retail ini secara hulu-hilir, sehingga bisa dikatakan ERAA ada ditangan orang yang tepat apalagi penghargaan Entrepreneur of the Year 2012 versi majalah SWA pernah ia raih.

Fokus Keuangan

ERAA saat ini memiliki ekuitas yang terus tumbuh sejak enam tahun terakhir meskipun di beberapa tahun mengalami penurunan laba.















Kondisi penurunan laba pada tahun 2013 terutama dikarenakan terjadinya banjir di Ibukota menyebabkan pasokan dan distribusi jaringan yang saling terhubung terganggu. Namun sejatinya hal ini tidak berdampak signifikan terhadap performa perusahaan, karena toh ERAA berani ambil posisi untuk membeli 60% saham retailer Apple Malaysia, membangun pabrik baru untuk Venera dan juga rencana ekspansi pergudangan.















2014, pendapatan kuartal 1 mengalami peningkatan 6.5% dibanding kuartal 1 2013 sebesar 80.1 milyar, dan kuartal 2 menjadi 112.8 milyar. Peningkatan pendapatan terbesar didapat dari segmen smartphone (Samsung dan Apple menyumbang kenaikan total 18.6%) sebesar 2.674 trilyun rupiah.

Bagaimana valuasi sahamnya; dari laporan Keuangan Q214 di dapat penurunan laba (yoy) sebesar Rp 112,8 Milyar dengan jumlah saham beredar sebesar 2,9 Milyar lembar saham maka didapat laba per saham (yoy) sebesar 77,8 Milyar. Dengan harga saham per hari ini (26/8/14) Rp. 1,110 sehingga didapat Price Earning Ratio (PER) 14.27x, cukup murah di banding sektor retail pesaing yang rata-rata memiliki PER 17-20x.

Melihat nilai Book Value, dengan ekuitas sebesar 2,8 Trilyun rupiah, ERAA memiliki Book Value sebesar 988.47 sehingga nilai PBV menjadi 1.12x, banding kan dengan PBV TRIO yang sebesar 3.40x, lebih murah bukan?

Satu hal yang menarik melihat laporan keuangannya ialah hutang jangka panjang yang sangat kecil, sebesar 5.1 Milyar rupiah, yang artinya hanya 0.0015% dari laba bersihnya. Sedangkan hutang jangka pendeknya sebesar 1.7 Trilyun yang sebagian besar didapat dari pinjaman modal bank sehingga ERAA memiliki DER sebesar 0.63x dari ekuitasnya, cukup relialistis dan aman. Ben Graham dalam teorinya mematok DER perusahaan tidak lebih dari 1x.

Dengan rata-rata ROE dalam 5 tahun terakhir sebesar 20.83%, ROTC (capital) sebesar 18.97% dan terutama free cash flow (Operating cash flow – capital expenditure) yang positif, maka perusahaan ini bisa kita nilai sebagai perusahaan yang hemat, cukup memperhatikan cash flow dan fokus pada ekspansi bisnis kedepan. Maka dengan melihat indicator PBV dan PER yang di bawah saingannya,tak salah lagi saham ERAA sebagai Value Stock sangat menarik untuk menjadi ajang investasi kami.

Salam Invest!


2 komentar:

  1. Wah, selamat pak eraa nya dahsyat per hari ini, padahal baru beberapa hari sejak sy baca tulisan ini. Sy blum pernah memperhatikan jalannya bisnis, hanya pure saham..skrg sy akan jg memperhatikan bisnis yg sy mau beli, btw ulas jg mngenai EKAD pak, roe nya dahsyat atau SMSM thanks :)

    BalasHapus
  2. Sepertinya revenue dan laba menurun dalam 3 tahun terakhir, apakah masih oke?

    BalasHapus